MRT Jakarta baru saja diresmikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi [Minggu 24/3]. Semua mata masyarakat Jakarta sedang tertuju ke MRT Jakarta, bahkan tak terhitung heboh dan ramainya pemberitaan MRT Jakarta di media massa nasional maupun media sosial. Banyak sekali penumpang yang antusias menjajal kereta MRT dan berswafoto di stasiun ataupun didalam kereta serta mengunggah foto-fotonya di media sosial.
Siapa sangka ada srikandi alumni Teknik Fisika ITB yang berperan besar mengatur agar jalannya MRT Jakarta berlangsung baik dan mulus tanpa gejolak berarti. Srikandi alumni TF ITB ini adalah Mega Indahwati Natangsa Tarigan (Alumni TF ITB angkatan 2001).
Saat ini Mega – demikian ia bisa dipanggil – menjabat sebagai Kepala Divisi Railway Operation MRT Jakarta. Mega adalah insinyur wanita pertama yang bergabung dengan MRT Jakarta. Ia telah bergabung dengan PT MRT Jakarta sejak Agustus 2015.
Sejak bergabung dengan MRT Jakarta, Mega melakukan perekrutan masinis, pelatihan dan persiapan operasional MRT Jakarta. Ia membawahi lebih dari 60 masinis dan mengatur lancarnya perjalanan kereta-kereta dari MRT Jakarta.
Di antara masinis-masinis yang direkrut itu, ada 6 perempuan. Masinis perempuan di MRT adalah juga sekaligus masinis perempuan pertama di Indonesia. Dari sekitar 67 tenaga pemeliharaan kereta, ada 18 perempuan yang tersebar di berbagai posisi seperti pemeliharaan kereta, rel, hingga sistem persinyalan.
Mega memaparkan sekelumit pekerjaannya di PT MRT Jakarta.
“Railway Operation ini yang akan mengatur jadwal kereta, jadwal penugasan masinis, station staff, bagaimana flow penumpang dari masuk gate hingga keluar itu lancar dan nyaman”, ujar Mega.
“MRT Jakarta ini kan semuanya sudah by sistem, dari segi ketepatan waktu, reliability, availaibility juga lebih bagus ya dari (sistem kereta, red.) yang sudah ada sekarang”, cetus Mega.
“Ini sangat penting. Ketika kita pergi ke suatu negara, hal pertama yang kita perhatikan adalah transportasinya. Jika kita ingin Indonesia berkembang dan image-nya berubah, maka yang perlu diubah adalah transportasinya, yakni transportasi yang maju, bisa diandalkan dan tepat waktu”, pungkas Mega.
Selanjutnya Mega yang berdarah Batak ini menjelaskan bahwa masyarakat memang dituntut untuk punctual dan disiplin jika ingin terjun ke dunia engineering ini, terlepas apapun gendernya. Karena sekali saja kita missed, maka itu berisiko terhadap keselamatan banyak orang.
Meski demikian, ibu dari seorang putri ini mengungkapkan bahwa sangat mungkin memberikan pelayanan yang lebih baik atau setara dengan pekerja laki-laki, bahkan dalam dunia engineering yang keras.
“Kita memang perlu sentuhan perempuan agar pelayanan yang diterima oleh pengguna MRT kelak menjadi lebih humanis,” kata Mega menutup percakapannya.
MRT Jakarta diharapkan menjadi solusi mengurangi kemacetan di Jakarta dan mengubah wajah baru ibukota Indonesia dengan terciptanya transportasi yang lebih maju, bisa diandalkan dan tepat waktu.
Selamat dan sukses! Semoga Mega Tarigan dapat terus membawa nama baik TF ITB di jagat transportasi Indonesia.
Disadur dari website:
https://sorasirulo.com/2019/03/27/mega-tarigan-di-balik-operasional-mrt-jakarta/
Wah, hebat
LikeLike