Alumni TF ITB dan Monitoring Pergerakan KA Secara Realtime

Sjaikhunnas El Muttaqien (TF05)

Ir. Sjaikhunnas El Muttaqien, IPM adalah alumni Teknik Fisika ITB angkatan 2005 dan saat ini dipercaya menjabat sebagai  Executive Vice President Engineering PT LRS (Len Railway Systems).

Memonitor Pergerakan KA Secara Realtime & Terbuka, Memungkinkan Gak Sih?

Sumber: suaramerdeka.com

MEMONITOR pergerakan perjalanan kereta api (KA) di Pulau Jawa secara real time seperti aplikasi Flight Radar adalah hal yang memungkinkan. Hanya saja, persoalannya, apakah data perjalanan itu bisa dibuka untuk umum tentu ada pertimbangannya kendati bisa saja fitur tersebut dijadikan opsi bagian dari pelayanan kepada penumpang. Kenapa tidak?

Secara teknologi, “buka-bukaan” itu memungkinkan. Namun sekali lagi, itu adalah domain sang operator dan pemangku kepentingan lainnya. Dari pusat pengendali operasi (operation control centre), mereka memonitor grafik perjalanan KA untuk memastikan pergerakan di lapangan bergulir aman dan lancar.

No alt text provided for this image
Operation Control Center (OCC) Kereta Api

Kerja mereka ditopang oleh sistem pengendali yang dibangun PT Len Industri (Persero). BUMN strategis itu mendapat kepercayaan untuk membangun sedikitnya 8 OCC di lingkup operasi PT KAI. Dari jumlah tersebut, enam di antaranya berada di lintas utama Jawa yakni Daop 1 Jakarta (Manggarai), Daop 4 Semarang, Daop 5 Purwokerto, Daop 8 Surabaya, Daop 6 Yogyakarta (proses konstruksi), dan Daop 7 Madiun (proses penyelesaian akhir).

Dua unit lainnya Daop 2 Bandung dan Daop 3 Cirebon sedangkan Daop 9 Jember mengingat sistem persinyalan yang terpasang masih mekanik belum jadi prioritas. Dari jumlah tersebut, OCC yang sudah beroperasi penuh berada di Surabaya, Semarang, dan Purwokerto yang termasuk lintas berfrekuensi padat.

Untuk Manggarai yang siap difungsikan, diklaim sebagai OCC yang terbesar dan tercanggih di Asia Tenggara. OCC sendiri berfungsi melakukan monitoring perjalanan kereta api secara terpusat, memastikan keamanan dan ketepatan waktu, serta mengatur jumlah perjalanan kereta menjadi sangat optimal.

Dengan fitur seperti itu-lah, Executive Vice President Engineering PT LRS (Len Railway Systems), Sjaikhunnas El Muttaqien menjelaskan bahwa secara konsep, OCC bisa mirip dengan aplikasi FR, yakni memonitor traffic seluruh pergerakan KA yang ada di suatu daerah operasi secara realtime beserta ID dari KA yang sedang beroperasi.

“Yang membedakan, sifatnya hanya segmented, karena tiap Daop memiliki OCC masing-masing dan hanya mampu memonitor wilayahnya saja sehingga berbeda dengan FR yang mampu menampilkan pergerakan KA tanpa segmented wilayah. Di luar itu, status FR di-buka untuk seluruh masyarakat, sedangkan data di OCC hanya dapat di akses oleh operator (KAI),” katanya.

Menurut dia, ada dua pola kerja OCC. Salah satunya, memonitor kesesuaian jadwal antara master schedule Gapeka (Grafik Perjalanan KA) dengan eksekusi sesungguhnya yang terjadi di lapangan secara manual. Untuk kesesuaian itu, data operasinya berasal dari masing-masing stasiun, termasuk eksekusi pemberangkatan dan penerimaan KA yang dilakukan petugas PPKA (pemimpin perjalanan KA) di tiap stasiun.

Pola satunya lagi, gelindingan operasi dilakukan secara terpusat seluruhnya di OCC, termasuk eksekusi pemberangkatan dan penerimaan KA yang dilakukan  operator di pusat kendali, dan berjalan secara otomatis dengan merujuk jadwal Gapeka yang telah di-input ke dalam sistem. Kuncinya tetap sama, berupa monitoring terhadap kesesuaian jadwal dengan Gapeka di OCC. Operator pun menjalankan peran kuncinya sebagai pemandu demi kelancaran lalu lintas KA. Semua stasiun terhubung.

Dari data yang diolah dari pola operasi tersebut, terutama pengaturan terpusat, memastikan keamanan dan keandalan operasi KA merupakan hal yang tak bisa ditawar.

“Dalam kondisi ideal, petugas OCC dengan pola operasi manual hanya memonitor traffic dan tidak terlalu banyak melakukan intervensi petugas PPKA di tiap stasiun. Namun apabila terjadi gangguan yang membuat traffic terganggu dan berefek pada keterlambatan pada banyak KA dalam suatu lintas, petugas di OCC dapat memberi arahan untuk mengurai keterlambatan kepada para PPKA,” kata tenaga muda andal di anak perusahaan Len itu.

Selain itu, train numbering (ID Kereta) yang di-input oleh petugas OCC, akan sangat sangat membantu PPKA di tiap stasiun untuk mengenali KA yang akan masuk stasiun karena muncul di panel kontrol sehingga berguna bagi petugas di lapangan itu untuk mengambil keputusan dan mengarahkan KA, apakah dapat berjalan langsung atau harus menunggu dan berhenti di tiap stasiun.

Tak hanya itu, laju KA, mengingat per petak mempunyai panduan kecepatan, bisa pula dimonitor supaya tetap berada dalam koridor. Pasalnya, OCC dapat mengakses fasilitas GPS yang terpasang di tiap-tiap KA. Dari status posisi KA, melalui alat itu kemudian dapat di-konversi menjadi kecepatan KA. Data-data ini kemudian jadi bekal untuk mengambil tindakan yang dianggap perlu dalam memastikan keamanan perjalanan.

“Apabila ada overspeed pada suatu KA, petugas OCC dapat memberikan info dan peringatan langsung kepada masinis yang sedang bertugas, petugas OCC mempunya media komunikasi melalui radio sehingga dapat berkomunikasi langsung dengan masinis. Dengan data itu pula, petugas OCC juga dapat memberikan info terkait batas kecepatan (Taspat) apabila disuatu titik ada limitation speed terkait sesuatu hal seperti ada pekerjaan, atau kecelakaan,” katanya.

BUMN Len Industri Cetak Laba Rp 133 M, Melesat 118%

Lebih dari itu, kata Sjaikhunnas El Muttaqien, OCC memungkinkan pengoperasian KA tanpa masinis. Cuma persoalannya, langkah tersebut membutuhkan kerja keras. Pasalnya, ada pembaruan yang tak sedikit dan tentu saja harus dilakukan di lapangan. “Perlu effort perubahan di level stasiun, sistem persinyalan, dan di level sarana, keretanya,” katanya.

Dengan fitur-fitur seperti itu, tentu banyak pengguna yang. berharap perjalanan KA semakin andal. Dan rasanya, tak ada salahnya, keunggulan sistem itu bisa dirasakan langsung masyarakat.  Fitur itu bisa diakses secara umum kendati terbatas.

Cukup dibagikan kepada penumpang melalui fitur di aplikasi KAI Access misalnya. Bila pun tidak, itu bisa disiarkan melalui fasilitas display di dalam kabin dengan grafis yang menarik. Anggap saja, bagian dari pelayanan berupa “transparansi” ketepatan waktu. Bila pun akan dipadukan siaran realtime CCTV dari depan lokomotif dan belakang rangkaian, sepertinya akan semakin menarik. Biar tak bosan selama perjalanan. Bahkan siapa tahu jadi daya tarik.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s