
Innalillahi wainnailaihi raaji’un. Telah meninggal dunia Alumni Teknik Fisika ITB yakni Bapak Hamarullah Hamid (TF74) pada hari Jumat, 5 Februari 2021 pagi di RS Mayapada, Jakarta Selatan.
Beliau adalah alumni Teknik Fisika ITB yang mempunyai andil besar di bidang EPCI (Engineering, Procurement, Construction & Installation) yakni PT Rekayasa Industri dan menorehkan sejarah pembangunan fasilitas pabrik di Indonesia oleh putra-putri Indonesia.
Segenap Alumni Teknik Fisika ITB dan pengurus IATF ITB turut berduka dan merasa kehilangan atas kepergian beliau.
Semoga Almarhum mendapat ampunan atas semua dosa dan kekhilafannya, mendapat tempat yang mulia di surga-Nya dengan husnul khatimah serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. Aamiin yra.
===
Mengenang sahabatku Hammarullah (catatan dari sahabat di PT Rekayasa Industri)
Sewaktu PT Rekayasa Industri (Rekind) baru berdiri, lingkup pekerjaan awalnya adalah melaksanakan lingkup pekerjaan konstruksi. Banyak para insinyur muda Rekind yang memperoleh pendidikan lapangan, melakukan pekerjaan konstruksi di Proyek Pupuk Iskandar Muda-I (PIM-I) di Lhokseumawe, Aceh. Salah satu dari Insinyur muda tersebut, adalah Ir Hammarullah Hamid.
Dengan meningkatnya lingkup Rekind ke Detail Engineering, maka dibentuklah Divisi Engineering. Divisi baru ini merupakan gabungan para insinyur muda yang tidak sempat ke Proyek PIM-1, dan juga yg baru pulang dari penyelesaian Proyek PIM-1. Divisi Engineering dibentuk atas bimbingan pak Effendi Daud dengan Kepala Divisi Pak Hardis Sihabudin. Divisi ini mempunyai beberapa departemen2 baru, salah satunya adalah Departemen Instrumentasi, yg dipimpin oleh pak Hammar.
Kenapa Divisi Engineering harus dibentuk dan Departemen2 baru perlu dibuat?. Karena Rekind akan memasuki dunia baru, yaitu mengerjakan lingkup pekerjaan Detail Engineering pada Proyek Pupuk Kalimantan Timur-3 (Kaltim-3). Di tahun 1985, tidak ada satupun orang di Indonesia, yang pernah mengerjakan Detail Engineering sebuah Proyek raksasa Pabrik Ammonia dan Urea yang cukup canggih. Jadi bisa dibayangkan ketegangan Kepala Divisi Engineering dan juga para Kepala2 Departemen baru, seperti Pak Hammar.
Saking tegangnya, seluruh Engineer di Divisi Engineering, sampai2 sempat berlatih dulu dengan mendesign proyek “Pupuk Bohongan” dan melakukan simulasi kegiatan Engineering, dari awal (Proses) sampai akhir (Instrument). Saya ditugaskan oleh pak Effendi dan pak Hardis untuk mempersiapkan software komputer, bagi perhitungan Detail Engineering, sebagai Kepala Departemen Pusat Pengolahan Data. Pada tugas inilah, saya mulai ber-interaksi dengan pak Hammar. Atas saran beliau, saya mencari software2 utk mendesign Control Valve, perhitungan Orifice dll. Itulah software2 instrumentasi pertama di Rekind.
Persahabatan itu ternyata berlanjut semakin dekat, sampai2 saya menyupir mobil yang berisi Pak Hammar, Pak Wayan dll utk mensurvey lokasi rumah2 BTN di Pamulang. Kompleks perumahan ini kemudian menjadi tempat tinggal para Senior Rekind, termasuk pak Hammar. Singkat kata, Proyek bersejarah Kaltim-3, memasuki tahap konstruksi. Secara khusus, saya meminta ke Pak Purnomo Direktur Engineering, utk ditugaskan ke Bontang, sebagai Precommissioning Engineer. Saat kegiatan Pre-commissiong tersebut, mitra saya adalah para instrument engineers dibawah koordinasi pak Hammar. Sehingga kami menjadi semakin dekat, karena kami sering bersama-sama, sampai larut2 malam, saat start up pabrik.
Dengan berbagai kesuksesan pelaksanaan proyek, Rekind dirasa sangat perlu utk berkembang dengan membentuk anak2 perusahaan baru tersebut diharapkan, bisa lebih cepat bergerak menangkap lingkup pekerjaan Engineering, Konstruksi, Konsultansi dll. Salah satu anak perusahaan tersebut adalah pembentukan PT Rekayasa Engineering (PT RE). Pak Hammar adalah Dirut perusahaan pertama perusahaan ini. Beberapa kali beliau menyampaikan ke banyak pihak, bahwa para Engineer di PT RE, “biaya jasa per jam (manhour fee), jangan sampai lebih murah dari tukang pijat”. Intinya para engineer harus meningkatkan nilai tambah dengan melakukan automasi. Sehingga imbalan jasanya bisa dibayar lebih mahal.
Menjelang akhir kariernya di Rekind, pak Hammar sangat ingin sekali mendidik para insinyur muda dan juga para lulusan SMA, untuk memasuki dunia Engineering. Melalui RECARE, pak Hammar dan para pengajar, mendidik ribuan angkatan muda Indonesia untuk mendalami kegiatan Engineering, yang bisa meningkatkan nilai tambah mereka. Tidak hanya Insinyur Indonesia, RECARE dibawah pimpinan pak Hammar, sempat mendidik para insinyur muda Palestina, Brunei dan Malaysia.
Indonesia dan PT Rekayasa Industri hari ini kehilangan salah satu putra terbaiknya, kehilangan Pionir Instrumentation Engineering yang handal, dan juga pendidik Engineering. Karya2 pak Hammar sangat banyak bertebaran di ratusan pabrik industri di Indonesia dan Asia Tenggara. Hasil didikannya juga sudah ribuan engineers yang menyebar di dunia. Selamat jalan sahabatku Hammar. Semoga arwahmu diterima disisi Allah SWT dan diampuni dosa-dosanya. Aamiin YRA.